“Kami urung uji coba. Pihak Perseru Serui tiba tiba membatalkannya. Katanya tak boleh sama Joko Driyono,” terang Suhaimi, manajer Persekap pada wartawan di Surabaya, Minggu (27/1).
Pelarangan ini diduga karena kedua tim bertanding di bawah operator liga yang berbeda. Persekap Pasuruan di PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) sedang Perseru Serui di bawah kendali PT Liga Indonesia.
“Harusnya bola jangan dikotori seperti ini. Di lapangan bahasa bola yang dipakai. Bukan bahasa politik,” sesal Suhaimi.
Suhaimi berharap, tim tim di bawah tak perlu takut dengan ancaman seperti ini. Menurutnya, jika dibiarkan ini bakal merugikan sepakbola nasional. Tak hanya itu, sepakbola yang awalnya didirikan untuk mempererat persatuan dan kesatuan malah jadi alat untuk mencerai berai karena hanya persoalan sepele.
“Harusnya bapak bapak yang di atas berbesar hati. Jangan seperti ini anak kecil. Ingat, usia kita ada batasnya tapi sepakbola akan hidup selamanya. Apa catatan buruk seperti ini yang akan kita berikan pada anak cucu kita?” tandasnya, kesal.
Kejadian ini mengingatkan saat Persebaya Surabaya gagal menggelar Pahlawan Cup pada awal November 2012 lalu. Saat itu, beberapa tim yang diundang, tiba tiba membatalkan diri karena dilarang PT Liga Indonesia. Alasannya sama karena Persebaya tampil di Indonesian Premier League (IPL). (gk-31)